Tips Memilih dan Memilah Sampah Organik dan Non Organik

Tips Memilih dan Memilah Sampah Organik dan Non Organik

19 Juni 2025

PASTIKLOLA.COM | Coba deh jujur, seberapa sering kamu mikirin sampah yang kamu hasilkan setiap hari? Dari bungkus mi instan sampai sisa kulit pisang, semua itu kan “produk” dari kehidupan kita. Nah, yang sering jadi masalah itu, kebanyakan dari kita masih cuek bebek alias buang sampah ya buang aja, gak peduli itu sisa sayuran atau botol plastik. Pokoknya, masuk tong sampah, beres!

Eits, tunggu dulu! Ternyata, kebiasaan “asal buang” itu bisa jadi bom waktu yang dampaknya gak main-main, lho! Ibaratnya, kamu masak nasi goreng tapi semua bumbu dan bahannya kamu campur aduk jadi satu tanpa diolah, hasilnya ya… gak karuan! Sama kayak sampah. Kalo dicampur aduk, hasilnya bisa bikin pusing tujuh keliling.

Maka dari itu, yuk kita ngopi-ngopi virtual sambil ngobrolin satu hal penting yang sering disepelekan tapi dampaknya luar biasa: pemilahan sampah organik dan anorganik! Ini bukan cuma soal kebersihan, tapi soal keberlanjutan hidup kita dan bumi tercinta.

Organik vs. Anorganik: Siapa Mereka dan Kenapa Harus Kenalan?

Oke, sebelum kita terjun lebih jauh, kenalan dulu yuk sama dua “golongan” sampah ini:

  1. Sampah Organik: Si “Nature Lover” yang Mudah Balik ke TanahIni adalah sampah-sampah yang berasal dari makhluk hidup (tumbuhan dan hewan) dan sifatnya mudah terurai secara alami oleh mikroorganisme. Mereka ini “baik-baik” dan gampang banget balik ke pelukan Ibu Bumi.
    • Contohnya: Sisa makanan (nasi, lauk pauk, tulang ikan, kulit buah, sisa sayuran), daun kering, ranting pohon, rumput, ampas kopi/teh, tisu kotor (jika tidak tercampur bahan kimia), kotoran hewan (ternak, bukan peliharaan rumahan yang terkontaminasi).
  2. Sampah Anorganik: Si “Nakal” yang Sulit Ngilang SendiriNah, kalo yang ini kebalikannya. Mereka adalah sampah yang bukan berasal dari makhluk hidup dan sangat sulit atau bahkan tidak bisa terurai secara alami. Mereka ini “bandel” banget dan bisa nongkrong di bumi ratusan tahun lamanya kalo gak diurusin.
    • Contohnya: Plastik (botol air mineral, kemasan makanan, kantong kresek), kaca (botol minuman, pecahan kaca), logam (kaleng bekas minuman, besi rongsok), kertas dan kardus (koran, majalah, kemasan produk), styrofoam, karet, kain sintetis, popok sekali pakai, baterai, barang elektronik bekas.

Intinya, Organik itu ibarat “anak baik” yang gampang diajak pulang. Anorganik itu “anak gaul” yang butuh usaha lebih buat diajak tobat alias didaur ulang.

Kenapa Sih Kita Harus Repot-Repot Memilah Sampah? Emang Penting Banget?

Jawabannya: PENTING BANGET, pakai huruf kapital dan tanda seru tiga kali! Ini alasannya:

  1. Memudahkan Proses Daur Ulang (Recycling) & Kompos (Composting)
    • Untuk Anorganik: Bayangkan pabrik daur ulang plastik. Mereka butuh plastik bersih dan terpisah dari sisa makanan. Kalo plastikmu udah kecampur nasi basi, pasti susah banget dibersihin dan diolah lagi. Akhirnya, plastik itu malah jadi “sampah beneran” yang gak bisa didaur ulang. Dengan memilah, kita membantu proses daur ulang berjalan lancar, dan sampah anorganik punya kesempatan kedua jadi barang baru yang berguna! Kaca jadi botol lagi, kertas jadi buku lagi, dan plastik jadi… pot bunga!
    • Untuk Organik: Sampah organik itu “emas hijau”! Kalo dipilah, mereka bisa diolah jadi kompos super subur buat tanaman. Bayangkan, sisa nasi gorengmu kemarin bisa jadi makanan lezat buat bunga mawar di taman. Ini jauh lebih baik daripada cuma jadi tumpukan bau di TPA. Proses kompos juga mengurangi volume sampah secara signifikan.
  2. Mengurangi Beban TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) yang Sudah Sesak Napas.TPA itu bukan kantong Doraemon yang bisa menampung sampah tak terbatas. Kapasitasnya ada batasnya, lho. Setiap hari, gunung sampah di TPA terus meninggi. Kalo sampah dicampur semua, TPA jadi makin cepat penuh. Akibatnya, kita butuh TPA baru, yang berarti butuh lahan luas dan uang banyak. Dengan memilah sampah, kita bisa mengurangi volume sampah yang masuk TPA hingga 60-70%! Ini sangat membantu perpanjangan usia TPA dan menyelamatkan lahan kita.
  3. Mengurangi Polusi dan Pencemaran Lingkungan. Selamatkan Bumi dari Bau dan Racun!Ini nih bahaya utamanya kalo sampah gak dipilah.
    • Bau Menyengat & Gas Metana: Ketika sampah organik dan anorganik bercampur di TPA, sampah organik akan membusuk tanpa oksigen dan menghasilkan gas metana. Gas metana ini bukan cuma bikin bau busuk gak ketulungan, tapi juga gas rumah kaca yang 25 kali lebih kuat dari karbon dioksida dalam memerangkap panas! Ini berkontribusi pada perubahan iklim dan pemanasan global. Ngeri kan?
    • Lindi (Air Sampah) Beracun: Sampah yang membusuk juga menghasilkan cairan hitam pekat berbau busuk yang disebut “lindi”. Lindi ini mengandung berbagai macam bakteri patogen, logam berat, dan zat-zat berbahaya lainnya. Kalo lindi ini meresap ke dalam tanah, dia bisa mencemari air tanah yang kita gunakan untuk minum, mandi, atau irigasi. Kalo lindi masuk ke sungai, ya otomatis ikan-ikan pada mati dan ekosistem rusak.
    • Sarang Penyakit & Hama: Sampah yang menumpuk dan tidak terpilah adalah sarang empuk bagi lalat, tikus, kecoa, dan berbagai vektor penyakit lainnya. Penyakit seperti diare, tifus, kolera, demam berdarah, bisa menyebar dengan cepat dari tumpukan sampah yang tidak terurus. Lingkungan jadi gak sehat dan kita jadi gampang sakit.
  4. Menciptakan Nilai Ekonomi (Duit, Cuan, Profit!)Ini bagian yang paling bikin semangat! Sampah yang sudah dipilah itu punya nilai ekonomi, lho! Sampah plastik, kertas, kaca, dan logam bisa dijual ke pengepul atau Bank Sampah. Uangnya bisa ditabung atau langsung dicairkan. Artinya, sampahmu bukan lagi beban, tapi bisa jadi sumber penghasilan tambahan. Bayangkan, botol bekas minumanmu yang tadinya gak ada harganya, kini bisa jadi ‘recehan’ yang bermanfaat. Ini juga membuka lapangan kerja di sektor daur ulang.

Gimana Cara Memilah Sampah yang Simpel dan Gampang Dilakukan?

Gak perlu ribet kok! Kuncinya cuma konsisten dan niat!

  1. Sediakan Minimal Dua Tempat Sampah: Ini langkah paling dasar. Satu untuk organik (misal warna hijau), satu lagi untuk anorganik (misal warna kuning atau biru). Kalo mau lebih detail, bisa tambahin satu lagi buat B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) kayak baterai bekas atau lampu bekas.
  2. Kenali Jenis Sampahmu: Setiap kali mau buang sampah, ambil jeda sebentar, kenali ini sampah apa. Sisa makanan? Masuk organik. Botol plastik? Masuk anorganik. Lama-lama bakal hafal kok!
  3. Bersihkan Dulu Sampah Anorganik (Kalo Bisa): Botol bekas minuman atau kemasan makanan plastik, kalo bisa dibilas dulu ya. Ini penting biar gak bau dan gak menarik hama, sekaligus memudahkan proses daur ulang. Kardus atau kertas kalo bisa dirapikan atau dilipat.
  4. Komposkan Sampah Organik (Jika Memungkinkan): Kalo punya halaman atau kebun kecil, coba deh belajar bikin kompos dari sampah organikmu. Banyak tutorialnya di internet! Ini cara paling efektif ngolah sampah organik.
  5. Setorkan ke Bank Sampah atau Pengepul: Setelah terkumpul banyak, jangan ragu untuk menyetorkannya ke Bank Sampah terdekat atau ke pengepul. Ini saatnya kamu dapat cuan dari jerih payah memilah!

Mulai Sekarang, Jangan Tunda Lagi!

Memilah sampah itu bukan cuma tren, tapi tanggung jawab kita sebagai penghuni bumi. Ini adalah investasi kecil untuk masa depan yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan. Kalo bukan kita yang mulai, siapa lagi? Kalo bukan sekarang, kapan lagi?

Bayangkan Jogja yang bebas dari tumpukan sampah, air tanahnya jernih, udaranya segar, dan warganya hidup sejahtera. Impian ini bisa terwujud kalo kita semua bergerak, mulai dari hal kecil di rumah masing-masing: memilah sampah.

Sampahmu Masih Jadi Beban? Sudah Saatnya Beralih ke Solusi Profesional!

Setelah memilah sampah di rumah, kadang kita bingung, sampah yang sudah terpilah ini mau dibawa ke mana? Atau mungkin kamu punya volume sampah yang sangat besar dan butuh penanganan khusus? Jangan pusing sendiri!

PastiKola siap jadi partner terbaikmu dalam pengelolaan sampah. Dengan pengalaman dan layanan profesional, PastiKola membantu memastikan sampahmu terkelola dengan baik, bertanggung jawab, dan berkelanjutan. Dari sampah rumah tangga hingga sampah bisnis, mereka punya solusinya![]